Voxnews

Mengenal Generasi Strawberry : Si Paling Kreatif, Tapi Mentalnya Rapuh

Foto : Ilustrasi Generasi Strawberry.

Caption: Foto : Ilustrasi Generasi Strawberry.

Hai Vox ! Siapa sih yang nggak suka dengan Strawberry? Buah berwarna merah yang mungil dan kecil ini sangat segar dan manis jika dikonsumsi. Tetapi kalau ditekan sedikit saja, pasti langsung hancur.

Buah ini sekarang menjadi naik daun, Vox. Tapi bukan karena ada kuliner berbahan strawberry ya ! Tapi karena buah ini dijadikan suatu istilah untuk menggambarkan generasi saat ini.

Menurut Prof. Rhenald Kasali, generasi ini sebenarnya generasi yang penuh dengan gagasan kreatif, tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Mereka bisa membuat ide-ide yang out of the box yang kadang generasi sebelumnya tidak bisa memikirkan hal tersebut. Namun, mereka juga yang dikit-dikit mengeluh akan suasana hati, mengeluh akan mental health mereka.

Sebenarnya ada beberapa nih ciri-ciri Generasi Strawberry ini, yakni :

1. Rentan terhadap stres

Generasi ini cenderung rapuh terhadap stres dan tekanan emosial. Mereka bisa mudah cemas berlebihan, merasa kewalahan dan sulit menghadapi situasi yang menantang.

2. Kurangnya ketahanan mental

Mereka bisa dengan mudahnya memiliki anxiety hingga stres. Sehingga, ketika ada masalah atau kegagalan dalam project nya, mereka dengan cepat putus asa, khawatir, hingga langsung putus asa.

3. Sensitif terhadap kritik

Ciri-ciri ini dipastikan akan menambah kritikan dari generasi yang lebih tua. Dimana, generasi lebih tua sudah “kebal” dengan cacian maupun kritikan keras dari bos-bosnya mereka bekerja. Nah Berbeda dengan generasi strawberry.

Remaja yang masuk dalam generasi ini, cepat tersinggung oleh komentar orang lain. Generasi ini lebih sensitif terhadap kritik dan pendapat orang lain.

4. Ketergantungan pada teknologi

Generasi ini memang dikenal dengan ide dan inovasi yang kreatif dan out of the box. Tetapi efeknya adalah generasi ini sangat ketergantungan dengan teknologi dan media sosial.

Bahkan, lebih berfokus dengan kehidupannya di dunia maya. Bukan, berinteraksi di dunia nyata. Hal ini menyebabkan merekan rentan terhadap dampak negatif dari penggunaan teknologi yang berlebihan.

Apa yang Harus Diubah ?

Vox, jangan langsung ngebully generasi ini ya !!! Karena tiap generasi memiliki kondisi sosial yang berbeda. Bisa jadi, karena generasi yang lebih tua juga memberikan pengaruh sehingga terjadinya generasi Strawberry ini.

Prof. Rhenald Kasali memberikan beberapa alternatif solusi atas fenomena generasi Strawberry ini. Diantaranya anak-anak muda perlu selalu memperbaharui literasi, hati-hati dalam melakukan self diagnosis, orang tua sangat berperan penting, dan peran pendidik di lingkungan sekolahnya.

Generasi Strawberry Adalah Generasi Masa Depak 

Generasi hari ini dipandang sebagai generasi rebahan, namun dengan kemajuan teknologi mereka dapat berkontribusi dan bahkan memantik perubahan. Teman-teman muda yang hobinya bermain Tiktok dapat menyalurkan bakatnya dalam hal marketing produk.

Gagasan kreatif anak muda hari ini dapat bisa menggeser promotional trends yang sebelumnya menggunakan poster dan media cetak lainnya. Teman teman yang passion-nya berorganisasi dapat bisa membuat kegiatan-kegiatan sosial
kemasyarakatan, terlebih dalam masa pandemi saat ini.

Pun, dengan perkembangan zaman yang menyebabkan permasalahan lebih kompleks dan berat, maka generasi strawberry pasti bisa lebih menjawab tantangan tersebut. Dengan catatan, kolaborasi dengan antar generasi.

Generasi lebih tua pun tidak bisa serta merta membatasi kreativitas dan ide yang dituangkan oleh generasi strawberry. Apabila ada kesalahan yang diberikan, cari solusi atau menasihati dengan cara bicara yang sesuai dengan generasi strawberry. (*)

Penulis : Tim Vox

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

VOXnews