Voxnews

Search
Close this search box.

Pasca MTQN XXX 2024, Hotel Atlet Dilirik

Penampakan Hotel Atlet usai direnovasi untuk perhelatan MTQN XXX/2024.

Caption: Penampakan Hotel Atlet usai direnovasi untuk perhelatan MTQN XXX/2024.

SAMARINDA – Setelah sukses menjadi salah satu wadah inap kafilah Musabaqah Tilawatil Quran Nasional (MTQN) XXX/2024, Hotel Atlet dilirik beberapa investor. Bahkan, telah ada beberapa proposal penawaran pengelolaan yang masuk.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pengelola Prasarana Olahraga (UPTD PPO) Gelora Kadrie Oening Pemprov Kaltim, Junaedi, Jum’at (20/9/2024).

Junaedi mengakui, selama kegiatan MTQN, pengelolaan Hotel Atlet dilakukan secara pengelolaan sementara.

“Karena ini untuk memenuhi akomodasi kepentingan panitia dari berbagai Provinsi se-Indonesia, untuk bisa menginap termasuk panitia dari LPTQ,” ungkap Junaedi.

Pasca MTQN, Hotel Atlet sementara ditutup lantaran pihaknya saat ini masih menyusun rancangan yang cocok untuk pengelolaan hotel tersebut.

“Penutupan ini karena bentuk pengelolaannya masih dilakukan pembahasan,” katanya.

Dalam waktu dekat pihaknya juga akan segera membentuk tim untuk pelaksanaan Kerja Sama Pemanfaatan (KSP), sekaligus pemaparan bentuk kerjasama dengan pihak ketiga.

“Saat sekarang, kalau Hotel Atlet dibuka sedangkan mekanismenya belum tersedia, kita tidak bisa melakukan pengelolaan secara tersendiri,” ucapnya.

Pihak ketiga ini menurut, Junaedi akan mengajukan proposal dalam proses kerjasama dalam bentuk pemanfaatan.

“Lalu setelah ada proposal tersebut akan dilaksanakan seleksi dan dilihat mana yang bagus dan sesuai, berdasarkan acuan kerjanya dulu,” jelasnya.

Dia menerangkan, jangka waktu yang dibutuhkan sampai terwujudnya kerjasama pengelolaan ini cukup panjang prosesnya.

“Tapi kemaren ada beberapa kali rapat dengan BPKAD dan beberapa instansi terkait lainnya untuk sistem pengelolaan ini dan masih dibahas,” jelasnya.

Junaedi menekankan, dengan wajah baru keberadaan Hotel Atlet dipastikan tidak akan mangkrak lagi selepas event nasional PON di tahun 2008 lalu.

“Sayang dong kalo mangkrak lagi, sebab sudah banyak biaya yang dikeluarkan pemerintah dan ini agak sulit dikelola oleh pemerintah atau UPTD secara langsung,” tuturnya.

Kesulitan tersebut menurutnya disebabkan, pihaknya belum profesional dalam bidang usaha pengelolaan sebuah hotel.

“Sehingga harus ada kerjasama dengan pihak yang berkompeten di bidangnya,” sebutnya.

Sejauh ini ungkap Junaedi, ada beberapa penawar yang sudah mendekat dengan menyampaikan proposal.

“Kalau tidak salah sudah ada 4 proposal tawaran yang masuk, dan ini masih kita lakukan telaah lebih dalam, sehingga bisa dilakukan standarisasi dan memungkinkan bisa berada di bintang 3,”tutupnya.(*)

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

VOXnews