SAMARINDA – Polresta Samarinda mengamankan dua orang pria berinisial S dan IS lantaran terlibat dalam dugaan percobaan pembunuhan terhadap seorang kakek berusia 84 tahun. Aksi percobaan pembunuhan itu terjadi di Jalan Biawan, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir pada Senin (27/5/2024) lalu.
Kasus ini terungkap, setelah polisi mendapati laporan adanya seorang kakek berinisial WY yang ditemukan pingsan bersimbah darah di lokasi tersebut. Polisi kemudian langsung melakukan penyelidikan hingga akhirnya berhasil mengamankan kedua pelaku.
Dalam pers rilis kasus tersebut, Kapolresta Samarinda, Kombes Pol Ary Fadli mengungkapkan bahwa otak dari percobaan pembunuhan terhadap korban ini merupakan menantunya sendiri yakni S.
“Jadi sebelum melakukan aksinya, pelaku S mendatangi rekannya IS. Dia (S) mengaku kesal sama korban karena dituduh menggunakan narkoba,” ucap Kombes Pol Ary, pada Rabu (19/6/2024).
Tak hanya itu, S juga mengaku kesal lantaran setelah sekian lama merawat dan mengasuh WY, ia malah diusir dari rumah.
Mendengar keluh kesah S, IS pun memberikan saran untuk membunuh korban. IS pun menawarkan diri menjadi eksekutor dengan imbalan uang senilai Rp 15 juta.
“Setelah menyepakati perencanaan, menantu ini mengantarkan IS ke rumah korban. Pelaku sempat mengobrol, dan mencari peluang untuk menganiaya korban,” ungkap Kombes Pol Ary.
Saat korban lengah, IS mengambil sebongkah besi dan langsung memukul korban hingga tak sadarkan diri. Sebelum melarikan diri, IS juga sempat mengambil uang tunai milik korban senilai Rp 300 ribu.
“Jadi motifnya adalah menantu sakit hati karena dituduh menggunakan narkoba, serta diusir dari rumah,” ujar Ary.
Atas perbuatannya, kedua pelaku kini telah ditetapkan sebagai tersanhka percobaan pembunuhan. Mereka dijerat dengan Pasal 340 juncto 53 KUHP subsider 365 ayat 1 subsider 355 ayat 1 juncto 55-56 dengan ancaman 12 tahun penjara.
Terpisah, saat diwawancarai wartawan, menantu korban yakni S mengakui jika dirinya memang kesal dengan korban sehingga nekat melakukan percobaan pembunuhan.
“Iya benar, karena sakit hati. Ini teman saya yang memukul korban,” tutupnya. (*)