VOXnews.id – Di era digital yang semakin maju seperti saat ini, penggunaan platform media sosial telah merubah cara anak muda berinteraksi dengan konten secara signifikan. Namun, sebuah tren menarik telah muncul yang memicu pro dan kontra di tengah masyarakat. Ini berkaitan dengan popularitas tren konten sensual di TikTok, di mana individu menampilkan tarian sensual atau gerakan tubuh yang menyorot bentuk fisik.
Pendapat mengenai konten semacam ini sangat bervariasi. Beberapa orang merasa konten ini kurang mendidik dan potensial merusak pengaruh pada anak di bawah umur, mengingat siapa pun dapat melihat konten tersebut. Namun, di sisi lain, tak sedikit pula masyarakat yang merasa terhibur dengan konten berbau sensual ini. Mereka menilai konten semacam ini sebagai bentuk hiburan sambil menikmati estetika tubuh para perempuan yang tampil dalam konten berbau sensual.
Adalah fakta bahwa banyak anak muda yang menggunakan TikTok lebih cenderung menggemari konten sensual dibandingkan dengan konten edukatif. Data dari Katadata.co.id mengungkapkan bahwa pada kuartal I 2023, pengguna TikTok telah mencapai angka 1,67 miliar, dan hampir 60 persen di antaranya adalah anak muda dalam rentang usia 10-27 tahun.
Perspektif Anak Muda dan Pesona Konten Sensual
Pandangan yang beragam terhadap konten sensual di TikTok merangsang perbincangan. Beberapa faktor yang dapat menjelaskan fenomena ini meliputi:
Kebutuhan Akan Hiburan: Anak muda sering mencari hiburan yang mampu menghilangkan kebosanan dengan cepat. Konten sensual menawarkan hiburan instan dengan visual yang menarik.
Kepentingan pada Budaya Pop: Konten sensual sering kali sejalan dengan tren budaya populer. Anak muda merasa tertarik untuk ikut serta dalam budaya pop dan mengikuti arus tren yang sedang berkembang.
Ekspresi Identitas: Beberapa anak muda melihat konten sensual sebagai sarana ekspresi diri dan seksualitas. Platform digital memberikan mereka peluang untuk mengekspresikan bagian dari identitas mereka secara daring.
Ancaman Teknologi AI dalam Konten Sensual
Meskipun popularitasnya, konten sensual di platform TikTok tidak lepas dari risiko, terutama ketika teknologi AI ikut berperan:
Deepfake dan Manipulasi Video: Teknologi AI, termasuk teknik “deepfake,” dapat menghasilkan video palsu yang sangat realistis. Teknik ini berpotensi menciptakan video sensual yang menampilkan individu tanpa persetujuan mereka atau merusak reputasi mereka.
Penyalahgunaan Identitas dan Penipuan: Informasi pribadi yang terdapat dalam konten sensual dapat dieksploitasi oleh penjahat siber. Data tersebut dapat digunakan untuk melakukan penyalahgunaan identitas atau penipuan daring.
Dampak Psikologis dan Privasi: Anak muda sering kali kurang menyadari dampak jangka panjang dari konten yang mereka unggah. Video-video tersebut dapat memiliki efek negatif pada reputasi dan kesejahteraan psikologis mereka.
Perlunya Pendidikan dan Kesadaran
Meskipun TikTok memberikan kebebasan ekspresi, anak muda harus memahami akibat dari konten yang mereka unggah. Pendidikan mengenai privasi online, risiko teknologi AI, dan konsekuensi jangka panjang dari konten sensual sangat penting untuk melindungi diri mereka sendiri dan orang lain.
Melalui kolaborasi antara platform media sosial, pengguna, dan pihak berwenang, serta pendidikan dan kesadaran yang berkelanjutan, anak muda dapat menggunakan teknologi dengan bijak, menjaga integritas pribadi mereka, dan membangun lingkungan digital yang aman dan positif di tengah perubahan yang terus berlangsung. (*)