Voxnews

890 Bandar Narkoba Dipindahkan ke Pengamanan Super Maksimum di Nusakambangan

Foto: Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada dan Dirjen PAS Kemenkumham Reynhard Silitonga saat jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika di Lapangan Bayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2023). (Humas Polri)

Caption: Foto: Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada dan Dirjen PAS Kemenkumham Reynhard Silitonga saat jumpa pers pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika di Lapangan Bayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2023). (Humas Polri)

JAKARTA – Sebanyak 890 bandar narkoba dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilancap, Jawa Tengah. Narapidana tersebut berasal dari sejumlah daerah. Seperti Jakarta, Palembang, Sumatera Utara dan lain sebagainya.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Kemenkumham, Reynhard Silitonga mengungkapkan, 890 narapidana tersebut akan masuk ke dalam sel dengan pengamanan super maksimum di Nusakambangan.

“Mereka berada di satu sel seorang diri,”ungkapnya pada konferensi pers Pengungkapan Transnational Organized Crime (TOC) Narkotika di Lapangan Bayangkara, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2023).

Jenderal polisi bintang dua itu tidak memungkiri adanya narapidana yang bermain barang haram tersebut. Namun dia memastikan akan menyikat habis mereka yang mengedarkan atau menjadi bandar.

“Di lapas, kami selalu bekerja sama dengan Polri untuk pengawasan sekaligus pembinaan,” ujarnya.

Diketahui, Bareskrim Polri bersama dengan Royal Malaysia Police, Royal Malaysian Customs Departement, Royal Thai Police, Us-Dea, Bea dan Cukai, Kejaksaan, Badan Narkotika Nasional (BNN), Ditjenpas, dan instansi lainnya berhasil menyita 10,2 ton sabu dan 116.346 ekstasi milik jaringan Fredy Pratama.

Bahkan, dari hasil kejahatan para tersangka, penyidik menyita Rp10,5 triliun aset dari sangkaan pasal TPPU. Fredy Pratama sendiri hingga kini masih buron dan belum diketahui dimana keberadaannya.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Wahyu Widada mengungkapkan, jaringan Fredy Pratama ini terbilang sangat rapi dan terstruktur peredarannya.

“Dari hasil evaluasi oleh tim Bareskrim Polri, ada kesamaan modus operandi yang digunakan oleh para sidikat tersebut, yaitu penggunaan alat komunikasi, yaitu penggunak Blackberry Messengger Interprice, Prima, dan Wayers, saat berkomunikasi,” ujar Wahyu.

Setelah dilakukannya penelusuran oleh tim Bareskrim, peredaran narkotika yang ada di Indonesia, bermuara pada satu orang, yaitu Fredi Pratama. “Yang bersangkutan ini mengedarkan narkoba di Indonesia dari Thailand, dan daerah operasinya yaitu di Indonesia dan Malaysia Timur,” lanjutnya.

Pihaknya selalu bekerjasama dengan Bareskrim Polri untuk melakukan upaya pencegahan dan pembinaan.(*)

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

VOXnews