SAMARINDA – Wali Kota Samarinda, Andi Harun diundang menjadi narasumber dalam Seminar Universitas Terbuka Samarinda dengan tema “Membangun Sumber Daya Manusia (SDM) Kaltim untuk Nusantara”. Kegiatan tersebut bertempatan di Convetion Hall (Plenary) Jalan K.H. Wahid Hasyim, Kota Samarinda pada Sabtu, (2/4/2024).
Dalam pemaparannya, ia mengharapkan para partisipan dapat mengambil makna hebatnya sumber daya manusia (SDM) yang diciptakan para pemimpin negara tersebut sehingga mampu mempengaruhi negara lain.
Apalagi, berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik Provinsi Kaltim, Kaltim merupakan provinsi dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi se-Kalimantan pada tahun 2023, yakni 78,20 persen.
Bahkan Samarinda menjadi kota dengan IPM tertinggi se-Kaltim di 2023 dengan angka 82,32 persen. Di mana angka ini terus mengalami kenaikan sejak 2021 dengan skor 80,76 persen, dan di 2022 dengan skor 81,43 persen.
Sebagai informasi, IPM adalah ukuran perbandingan dari harapan hidup melek huruf, pendidikan dan standar hidup. IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya.
“Ketika bicara soal SDM pertanyaan paling kritikal, apakah dengan IPM 78,20 persen tadi sudah cukup menentukan bobot dan kapasitas SDM kita?”
“Saya jawab, ini mungkin atau bahkan berbeda oleh akademik atau pejabat pemerintah, ini anomali, kepala daerah itu melihat SDM di daerahnya, menurut saya (IPM) itu tidak cukup,”bebernya.
Skor IPM, menurutnya, tidaklah cukup untuk melihat kualitas SDM-nya. Selain skor IPM, Andi Harun menekankan adanya sebuah keterampilan dan kemampuan SDM tersebut sebagai tolak ukurnya.
Mengambil sebuah contoh seorang sarjana, ia menggambarkan bahwa tidaklah cukup bagi sarjana lulus membawa ijazahnya. Diperlukan keterampilan dan kemampuannya untuk memasuki dunia pekerjaan.
“Sarjana haris memiliki keterampilan, sorry to say, kita di Indonesia ini tidak semua memiliki keterampilan tapi bersyukur bisa sarjana, padahal penting sekali keterampilan itu lebih dari gelarnya, hanya ada gelar tidak ada keterampilan? Omong kosong saja,”tegasnya.
Terakhir, Andi Harun meminta para partisipan untuk menyambut bonus demografi tahun 2030 dengan mempersiapkan diri menjadi generasi berkualitas dengan mendalami keterampilan dan kemampuan yang dibidanginya. (Adv/Diskominfo Samarinda)