KB PII Samarinda Serukan Pemimpin Peduli Pendidikan di Pilkada 2024

Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Samarinda saat menggelar Musda. (Voxnews.id)

Caption: Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Samarinda saat menggelar Musda. (Voxnews.id)

SAMARINDA – Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia (KB PII) Samarinda menyerukan agar masyarakat memilih pemimpin yang peduli terhadap dunia pendidikan dalam Pilkada 2024. Seruan ini disampaikan Ketua KB PII Samarinda terpilih, Baharunsyah, usai Musyawarah Daerah (Musda) pada Minggu, 30 Juni 2024.

Baharunsyah, atau akrab disapa Bayong, menegaskan bahwa KB PII Samarinda tidak akan terlibat dalam politik praktis dengan mendukung calon tertentu. Namun, organisasi ini menekankan pentingnya pendidikan sebagai kriteria utama dalam memilih pemimpin daerah.

“Tidak ada pemimpin besar yang berhasil tanpa peran dari para guru mereka dulu. Jadi sudah seharusnya keberadaan guru-guru sekarang menjadi perhatian para calon-calon pemimpin akan datang,” tegas Bayong.

Ia juga menyoroti nasib guru honorer yang masih jauh dari sejahtera dan mendesak agar isu ini menjadi perhatian serius para calon pemimpin.

“Tidak ada pemimpin besar  yang berhasil tanpa peran dari para guru mereka dulu. Jadi sudah seharusnya keberadaan guru-guru sekarang menjadi perhatian para calon-calon pemimpin akan datang. Jangan hanya sibuk memikirkan visi misi pembangunan yang besar, tapi kesejahteraan guru justru dianaktirikan,” tegas Bayong.

Persoalan pendidikan lainnya adalah masalah perundungan di tingkat pelajar. Aksi bullying antar pelajar masih kerap mewarnai pemberitaan di media massa. Bayong meminta agar seluruh sekolah di Samarinda, memasukan kurikulum anti bullying atau perundungan di dalam pembelajaran. Katanya, sejak dini hingga remaja, anak-anak pelajar harus dijejali materi tersebut. Termasuk korban bullying harus mendapat perhatian dari sekolah. Bayong sarankan agar Dinas Pendidikan tidak memberi sanksi kepada sekolah yang muridnya kedapatan lakukan aksi perundungan.

“Justru pihak dinas harus merangkul, menjadi advokasi atau jembatan agar tidak ada lagi aksi perundungan di antara anak-anak,” urainya.

Bayong juga menyerukan agar memasukkan nama pendiri PII, Yusdi Ghazali sebagai tokoh pahlawan nasional. Sebab Yusdi Ghazali sendiri masih satu angkatan bersama Lafran, pendiri oraganisasi HMI. PII yang terbentuk sejak 1947 pun memiliki banyak alumni. Seperti Dahlan Iskan, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Menteri BUMN Sofyan Jalil dan lainnya. Bahkan alumni lainnya kini berada di jajaran menteri. Seperti Muhadjir Effendi yang kini menjabat sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK).

“Saya usulkan agar Yusdi  Ghazali pendiri PII juga sejajar dengan pahlawan nasional. Karena PII ini sudah berperan sangat besar untuk ummat dan negara ini. Mudah-mudahan ini bisa menjadi usulan saat muktamar di Jakarta bulan september nanti,” pungkasnya.

Sementara itu ketua sebelumnya Sugianto juga menyampaikan hal serupa. Ia berkata PII tidak boleh terlihat kegiatan politik praktis.

“Dari dulu kita menolak ikut-ikut politik praktis,” ujarnya.

Sugianto pun berpesan agar kepengurusan setelahnya bisa menjalankan roda organisasi lebih baik lagi dari sebelumnya. Selain itu KB PII Samarinda juga ditekankan untuk mendukung kegiatan dari pengurus PII yang masih aktif.

“Tugas kita ini sebagai alumni, adalah men support adik-adik kita di kepengurusan. Jangan sampai kita yang besar, nanti adik-adik kita malah sebaliknya,” pesannya.

Diketahui, Pelajar Islam Indonesia (PII) merupakan organisasi pelajar tertua di Indonesia. Organisasi ini berdiri pada 4 Mei 1947 di Yogyakarta dan diprakarsai  oleh Yusdi Ghazali. (*)

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

Berita Populer

It seems we can't find what you're looking for.

VOXnews