SAMARINDA — Fasilitas pedestrian di Samarinda kembali menjadi sorotan. Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Anhar, menilai banyak jalur pedestrian di kota ini belum dirancang dengan baik untuk mendukung inklusivitas, khususnya bagi penyandang disabilitas.
Menurut Anhar, fasilitas yang tidak ramah disabilitas mencerminkan kurangnya perhatian pemerintah dalam merancang infrastruktur publik.
“Penting bagi pemerintah memastikan bahwa fasilitas pedestrian bisa dimanfaatkan oleh semua kalangan. Ini bukan sekadar proyek fisik, tapi soal memberi manfaat nyata, terutama bagi mereka yang membutuhkan,” ujar Anhar.
Guna mengatasi masalah tersebut, Anhar mengusulkan perlunya pendataan yang lebih akurat terkait jumlah penyandang disabilitas di Samarinda dan bagaimana mereka memanfaatkan fasilitas publik.
“Pendataan ini penting agar perencanaan pembangunan benar-benar tepat sasaran. Jangan sampai fasilitas hanya ada di atas kertas tanpa manfaat nyata di lapangan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti perlunya alokasi anggaran yang berorientasi pada kinerja dan hasil yang nyata. Dengan memastikan pembangunan infrastruktur didasarkan pada kebutuhan riil masyarakat, fasilitas pedestrian diharapkan dapat menjadi ruang yang inklusif dan fungsional.
Selain sebagai sarana inklusivitas, Anhar menilai fasilitas pedestrian yang baik dapat mendorong gaya hidup sehat di masyarakat.
“Berjalan kaki adalah olahraga sederhana tapi efektif. Kalau fasilitas pedestrian dimanfaatkan dengan baik, masyarakat bisa lebih aktif bergerak dan terhindar dari penyakit seperti obesitas atau hipertensi,” jelasnya.
Dengan memanfaatkan pedestrian untuk aktivitas fisik, masyarakat dapat mengurangi risiko penyakit kronis sekaligus menurunkan beban pada fasilitas kesehatan.
“Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Dengan gaya hidup sehat, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih produktif,” kata Anhar.
Anhar juga mendorong pemerintah untuk mengadakan kampanye yang membudayakan jalan kaki dan olahraga ringan di ruang publik. Menurutnya, fasilitas pedestrian yang memadai tidak hanya meningkatkan kesehatan masyarakat, tetapi juga menjadikan Samarinda kota yang ramah dan inklusif bagi semua kalangan.
“Pedestrian yang layak bisa menjadi simbol kemajuan kota. Ini bukan hanya tentang kesehatan, tetapi juga menciptakan ruang publik yang mendukung keberagaman dan kerukunan,” tutupnya.
Penulis: Asrida