Voxnews

Berbagi Cerita Pengalaman Hadapi Toxic Family

Hai Vox and Voxy ! Menghadapi adanya toxic family memang lebih complicated. Tiap orang pasti berbeda-beda cara menghadapinya dan menyelesaikannya. Cara dan metode pun berbeda, asalkan kesehatan mental terjaga.

Nah.. di sini kita baca yuk beberapa pengalaman Vox and Voxy yang pernah maupun sedang menghadapi toxic family ! Tapi ingat ya, jangan di_judge_ karena tiap orang pasti punya kapasitas maupun cara yang terbaik buat dirinya.

1. Karena Mama Sakit, Toxic Family Muncul

Cerita pertama diceritakan oleh Vox yang harus menghadapi nenek dan tantenya yang toxic. Ia mampu bertahan berjuang sejak Tahun 2021 hingga hari ini. Berbagai bentuk ketoksikan dialaminya.

Vox yang dulunya kuliah di Malang ini menghadapi neneknya yang egois. Memaksakan kehendaknya maupun keinginannya kepada dirinya, tanpa mementingkan kemampuan maupun kenyamanan Vox ini sendiri.

Tetapi yang nge_trigger_ dia banget adalah tantenya yang notabeneErotomania. Tantenya selalu ingin dicintai dengan orang lain, egois dan tidak perhatian kepada orangtua a.k.a neneknya.

“Dalam hal ini, nenekku. Terutama soal makan, biasanya yang nyiapin mamaku, tapi berhubung mamaku kena stroke ringan, jadi nggak bisa menyiapkan makanna untuk sementara waktu,”katanya.

Kondisi ini memberikan efek emosional. Ia mengaku dirinya selalu merasa malas dan pingin marah kalau diajak ngobrol oleh kedua orang tersebut.

Demi mencegah emosi yang meledak-ledak ini, Vox ini pun mengambil keputusan untuk menghindari kontak dengan nenek dan tantenya sebisa mungkin.

2. Gegara Daddy Issues, Mau Tak Mau Jadi Tulang Punggung Keluarga

Voxy yang satu ini mau tidak mau harus menggantikan posisi ayahnya untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah. Karena ayahnya tidak bisa melakukan tanggung jawab mencari rejeki.

Seharusnya dirinya bisa berfokus dengan pendidikannya sebagai mahasiswi, aktif berorganisasi, maupun menikmati jalan bareng bersama teman-teman, sayangnya keinginan tersebut pupus.

“Di situ kadang kesal, aku lihat temanku kok enak banget hidupnya, masih ditanggung orang tuanya, masih bisa santai kalo jam kosong kuliah. Ya dulu aku nyalahin keadaan, karena gara-gara bapakku, aku begitu,”ucapnya.

Kondisi ini membuat Voxy ini yang membuat dirinya overthinking untuk mencari pasangan. Karena daddy issues, ia menganggap semua pria sama saja. Walaupun ketika menemukan pasangan yang tepat, ia merasa malu jika pasangannya tahu tentang kondisi keluarganya.

Selain itu, sebelum dia harus bekerja nyambi kuliah, ia dan anggota keluarganya kesusahan untuk mau makan karena tidak ada keuangan.

Tetapi, kondisi mulai membaik dan mulai menerima. Apalagi, pekerjaan yang awalnya terpaksa karena kondisi, menjadi pekerjaan yang ia sukai. Ia mendapat kesibukan sesuai passion_nya dan teman-teman yang menjadi _support system untuk ngebuat dia masih waras.

3. Dianggap Sampah Keluarga Jadi Kekuatan Tersendiri

Karir selalu menjadi patokan kesuksesan di mata keluarga. Hal ini dialami oleh Vox hingga umur 20 tahun. Di rumah maupun ketika di pertemuan keluarga, selalu ia menerima sebutan “tidak berguna”, “sampah keluarga”, maupun hal kasar lainnya.

Toxic yang kuhadapi merupakan omongan dari keluargaku sendiri. Anak nggak berguna dan sampah keluarga itu lah yang terus menghantui pikiranku hingga saat ini,”ungkapnya.

Julukan ini menjadikan dirinya pesimis dan iri dengan saudara dan sepupunya yang sudah sukses di umur yang sama, tetapi ia tahu bahwa saudaranya bisa sukses karena ada dukungan yang diberikan oleh orang tuanya.

Bahkan, karena julukan ini pula, ia menjadi patah semangat untuk menjalankan usahanya. Selama bertahun-tahun mengalami hal tersebut, ia pun bisa beradaptasi menjaga kesehatan mentalnya. Yaitu tidak mendengarkan seala omongan yang membuat dirinya patah semangat.

Ia belajar untuk lebih mengutamakan kata hatinya dan bangkit dengan sendirinya. Akhirnya metode yang dia lakukan ini terbukti.

Kondisi toxic family ini memberikan dia suatu hikmah juga. Ia merasa, adanya tekanan dan pem_bully_an dari keluarganya, ia bisa menjadi sosok yang kuat dan pantang menyerah.

Setiap masalah yang dialami di lingkungan keluarga, tiap Vox dan Voxy pasti memiliki cara dan metode yang berbeda-beda. Tapi, cara ini menjadikan mereka bisa menjaga kesehatan mentalnya tanpa harus cut off keluarga. Semoga cerita ini menjadikan pelajaran yang bisa dipetik ya !

Penulis : Tim Vox

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

VOXnews