Samarinda – Drama penuh emosi tersaji di partai terakhir bulu tangkis beregu putra Kalimantan Timur (Kaltim) melawan Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam ajang pra Popnas Zona IV di Kendari, Sulawesi Tenggara. Pertandingan ini menjadi penentu hidup mati bagi kedua tim untuk meraih tiket ke Popnas 2025.
Laga dimulai dengan kurang baik untuk Kaltim, yang harus menyerah di partai tunggal pertama akibat tekanan mental yang besar. Pelatih Abdul Rafik mengakui faktor nervous anak-anak memengaruhi performa. “Di putra ini karena penentuan, anak-anak sempat nervous dan kalah di partai tunggal pertama. Syukurnya kami bisa menang di nomor ganda, dan akhirnya unggul 2-1 setelah menang di tunggal kedua,” ungkap Rafik.
Kemenangan di partai ganda menjadi momentum kebangkitan tim Kaltim. Namun, partai tunggal kedua yang menjadi penentuan tidak berlangsung mudah. Setelah kalah di set pertama, tunggal Kaltim bangkit untuk merebut dua set berikutnya dalam rubber set yang berlangsung lebih dari satu jam. Sorak sorai tim dan pendukung menandai keberhasilan Kaltim meraih tiket ke Popnas 2025.
Secara keseluruhan, performa tim beregu putra dan putri Kaltim menunjukkan daya saing yang solid. Tim putri terlebih dulu memastikan tiket Popnas meski kalah dari Jawa Timur (Jatim) di partai penentuan juara pool. Sementara tim putra menampilkan daya juang luar biasa hingga pertandingan terakhir.
Pelatih Rafik juga menyoroti persaingan yang semakin ketat di antara daerah-daerah. “Tidak terlalu jauh, bisa mengimbangi. Hanya memang kami kalah di jam terbang saja, khususnya untuk daerah-daerah di luar Jawa,” ujarnya.
Kaltim kini menatap Popnas 2025 dengan optimisme. Keberhasilan lolos dari zona IV ini menjadi bukti bahwa mereka memiliki kemampuan bersaing, meski tantangan pengalaman dan jam terbang tetap menjadi PR besar. (ADV/Dispora Kaltim)