SAMARINDA – Ananda Emira Moeis, Anggota Komisi IV DPRD Kaltim, menyoroti angka stunting yang masih tinggi di Kaltim. Nanda sapaan akrabnya, mengatakan hingga saat ini angka stunting di Bumi Mulawarman masih berada di angka 23 persen.
Untuk itu, dirinya menekankan kasus stunting ini harus jadi perhatian serius Akmal Malik, Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim.
“Stunting di Kaltim tak turun-turun, masih di angka 23 persen. Itu sudah jadi salah satu prioritas kebijakan pusat dan daerah,” kata Nanda, Selasa (14/11/2023).
Menurutnya, kasus stunting merupakan masalah serius yang berdampak pada kualitas sumber daya manusia (SDM) generasi penerus.
Nanda memaparkan banyak faktor pemicu stunting kompleks dan harus ditangani dari remaja putri, ibu hamil, hingga penanganan ibu terhadap anaknya.
“Peran pemerintah amat vital dalam penanganan stunting, termasuk juga mengoptimalkan posyandu di desa-desa. Jika dijalankan sesuai prosedur, tumbuh kembang anak dapat terawasi penggiat posyandu,” tegasnya.
Politikus PDIP Kaltim ini menegaskan posyandu berperan vital untuk menangani kasus stunting lantaran menjadi garda terdepan pelayanan kesehatan dan gizi bagi ibu hamil dan balita.
“Posyandu adalah salah satu bentuk partisipasi masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan keluarga. Melalui Posyandu, kita bisa mendeteksi dini dan mengatasi masalah stunting yang masih menjadi tantangan di Kaltim,” pungkasnya. (adv)