SAMARINDA – Komisi III DPRD Samarinda menilai pembangunan infrastruktur yang dilakukan Wali Kota Andi Harun telah menetapkan standar baru dalam tata kota. Ketua Komisi III, Deni Hakim Anwar, menyebut berbagai proyek besar yang telah terealisasi bukan sekadar pembangunan fisik, tetapi juga transformasi fundamental bagi Kota Samarinda.
Menurut Deni, inisiatif Andi Harun dalam menangani masalah perkotaan, seperti pengendalian banjir dan kemacetan, menunjukkan pendekatan strategis yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Salah satu contohnya adalah normalisasi Sungai Karang Mumus yang menjadi langkah nyata dalam mengatasi banjir.
“Revitalisasi dan normalisasi Sungai Karang Mumus adalah langkah besar untuk pengendalian banjir. Ini menunjukkan keseriusan dalam menyelesaikan masalah yang selama ini dihadapi warga,” ungkap Deni.
Selain itu, pembangunan terowongan di Jalan Otto Iskandardinata juga menjadi inovasi dalam mengurai kemacetan. Deni menilai proyek ini sebagai lompatan besar dalam sektor infrastruktur kota, mengingat pembangunannya menggunakan APBD tanpa mengandalkan skema pendanaan swasta.
“Terowongan ini adalah bukti bahwa pembangunan di era Andi Harun bukan sekadar janji, tetapi benar-benar dieksekusi dengan baik,” tambahnya.
Revitalisasi Pasar Pagi juga mendapat perhatian khusus dari Deni. Pasar yang sebelumnya dianggap kumuh dan tidak tertata kini telah mengalami perubahan signifikan, menjadikannya lebih modern dan nyaman bagi pedagang serta pembeli.
“Pasar Pagi sudah puluhan tahun tidak tersentuh. Andi Harun berhasil mengubah image pasar yang jorok dan padat menjadi lebih layak,” ujarnya.
Deni menegaskan bahwa berbagai proyek ini akan menjadi legasi penting bagi Kota Samarinda. Ia berharap pada periode kedua kepemimpinan Andi Harun (2025-2030), pembangunan infrastruktur tidak hanya berlanjut, tetapi juga terus mengalami lompatan besar yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.(ADV/DPRD SAMARINDA)
