Wujudkan Ketahanan Iklim, Pemkot Samarinda Terapkan 7 Aspek Perencanaan

Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

Caption: Wali Kota Samarinda, Andi Harun.

SAMARINDA – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menerapkan 7 aspek perencanaan untuk mewujudkan Kota Berketahanan Iklim. Ketujuh aspek tersebut akan menjadi basis membuat program kerja dalam mengantisipasi perubahan iklim yang sedang terjadi di Kota Samarinda.

Hal ini disampaikan Wali Kota Samarinda, Andi Harun ketika mempresentasikan di kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh pihak terkait di Hotel Mercure Samarinda, Kamis (5/9/2024).

Sebenarnya, Pemkot Samarinda telah menuangkan konsep kota berketahanan iklim masuk ke Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2025-2045, khususnya di Misi 4. Yakni, mewujudkan lingkungan yang sehat dan asri dengan indikator kinerja pembangunan yaitu resiliensi terhadap bencana dan perubahan iklim.

Misi tersebut melihat dari perubahan iklim yang terjadi di Kota Samarinda.”Ada tiga potensi kebencanaan yakni banjir, tanah longsor dan kebakaran,”kata Andi.

Sehingga, Pemkot Samarinda berfokus pada meletakkan air begitu penting di kota Samarinda melalui integrasi fungsi penyediaan air sanitasi, pengendalian banjir dan perlindungan lingkungan untuk pembangunan kota layak huni dan berketahanan iklim.

“Kita bisa menghindar hidrometeorologi, bencana banjir. Maksudnya di saat curah hujan tinggi tidak kebanjiran, saat musim kemarau tidak kekeringan. Karena sumber air bersih kita sungai. Sehingga kita harus menjaga betul keseimbangan alam kita agar bagaimana Samarinda terkendali pola dan tata ruang untuk menjamin itu,” terang Andi.

Demi mewujudkannya, pihaknya menerapkan 7 aspek perencanaan, yakni:

1. Pengorganisasian kota yang memiliki ketahanan;
2. Kajian resiko bencana saat ini dan skenario di masa datang;
3. Penguatan kapasitas finansial untuk kota yang memiliki ketahanan;
4. Perencanaan pengembangan kota dan tata guna lahan;
5. Jasa ekosistem, infrastruktur hijau dan biru;
6. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan masyarakat untuk memiliki ketahanan; dan
7. Meningkatkan ketahanan infrastruktur.

Andi juga tetap menekankan pentingnya partisipasi masyarakat untuk menjaga sungai. Mengingat, perlunya menjaga kualitas Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Mahakam.

“Menjaga budaya bersih kita untuk tidak membuang sampah , mengotori sungai, bahkan kalau perlu terlibat dalam akses pembersihan sungai. Terlibat dalam partisipasi menjaga keseimbangan sungai kita dalam rangka meneguhkan tekad kita Samarinda sebagai kota ketahanan iklim,”tegasnya.

Ia mengajak seluruh pihak untuk memiliki kesadaran dan secara kolektif menekan perilaku untuk tidak memperparah sistem di bumi ini.

Ditambahkan oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida) Samarinda Ananta Fathurrozi, tindak lanjut dari FGD ini ialah panduan untuk membuat program kerja di seluruh OPD.

“Nanti ada rencana aksi, ada semacam dokumen-dokumen yang menjadi panduan kita untuk bagaimana kita mewujudkan kota berketahanan iklim. Semua OPD itu berkontribusi, salah satunya memberikan sosialisasi atau memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana kita menghadapi ketahanan iklim ini,”pungkasnya.(*)

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

Berita Populer

It seems we can't find what you're looking for.

VOXnews