Voxnews

Puluhan Warga Geruduk Aktivitas Tambang Ilegal di Desa Teluk Dalam

Foto : Warga beserta SEMMI Kukar dan JATAM Kaltim saat menggeruduk area pertambangan ilegal di Desa Teluk Dalam.

Caption: Foto : Warga beserta SEMMI Kukar dan JATAM Kaltim saat menggeruduk area pertambangan ilegal di Desa Teluk Dalam.

TENGGARONG – Puluhan warga beserta Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kutai Kartanegara (Kukar) dan Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kaltim menggelar aksi demo tolak aktivitas pertambangan ilegal, pada Jumat (15/9/2023).

Aktivitas pertambangan ilegal ini terjadi di RT 01, Desa Teluk Dalam, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar.

Dari pemantauan media ini, warga RT 01 bersama-sama dengan SEMMI dan JATAM Kaltim menggeruduk lokasi pertambangan yang berada tak jauh dari pemukiman.

Dalam kegiatan ini, warga dan SEMMI Kukar melayangkan sedikitnya tiga tuntutan. Yakni, menghentikan segala aktivitas pertambangan, menangkap pelaku pertambangan ilegal, serta meminta agar Kepala Desa (Kades) Teluk Dalam mengundurkan diri.

“Karena selama aktivitas pertambangan ilegal ini berlangsung tidak ada perhatian dari Kepala Desa. Jadi ada pembiaran dari Kades,” ucap salah satu warga RT 01 bernama Nasikin.

Pria berusia 53 tahun ini mengaku telah menerima dampak negatif dari pertambangan ilegal itu. Seperti mengalami sesak nafas akibat asap dari tumpukan batu bara yang berada tak jauh dari rumahnya.

“Hari-hari saya hirup asap batu bara. Itu terasa ada yang tersangkut di tenggorokan saya sampai seperti lengket-lengket begitu, juga sesak nafas. Karena tumpukan batu bara itu nggak jauh dari pemukiman,” jelasnya.

Sejalan dengan Nasikin, warga RT 01 lainnya yakni Muhammad Yusuf juga mengaku sempat merasakan dampak dari pertambangan ilegal ini.

“Itu rumah saya bahkan sampai retak, bisa dilihat sendiri,” terang Yusuf.

Bahkan, saat warga menggeruduk lokasi pertambangan, sempat ada seseorang yang mengancam akan melakukan kekerasan jika warga tidak segera keluar dari area pertambangan.

“Tadi pihak desa ada yang telpon saya memberi tahu kalau ada preman menuju lokasi akan bawa parang. Dan ternyata waktu kita di dalam memang ada orang di luar mengancam akan menimpas jika tidak segera keluar,” sebut Yusuf.

Sementara itu, Koordinator Lapangan SEMMI Kukar, Suardi mengatakan bahwa penolakan terhadap aktivitas tambang ilegal ini sudah pernah dilaporkan warga RT 01. Akan tetapi tidak digubris oleh pemerintah desa.

“Karena dari itu kami hari ini berniat untuk menutup akses pertambangan ilegal ini,” ungkap Suardi saat diwawancarai awak media di lokasi.

Kata Suardi, di dalam area pertambangan juga terlihat dua unit alat pengeruk atau excavator serta bekas-bekas kerukan batu bara. Hal ini disebutnya sebagai bukti jelas adanya aktivitas pertambangan emas hitam ilegal di kawasan tersebut.

“Dari aksi ini jika tidak digubris akan kita terus gelar aksi jika perlu ke Polres, Pemerintah Daerah, hingga ke Polda Kaltim,” paparnya.

Selain itu, Dinamisator JATAM Kaltim, Mareta Sari mengungkapkan bahwa peran pihaknya dalam hal ini merupakan bentuk kepedulian terhadap warga.

Sebab, selama 1 bulan beroperasi tambang emas hitam ini tak juga ditutup oleh pemerintah desa. Ia juga meminta agar adanya penangkapan pelaku pertambangan ilegal itu.

“Saya harap aparat penegak hukum dalam hal ini kepolisian resor Kukar dapat bergerak menangkap para pelaku pertambangan ilegal ini. Karena sudah satu bulan lebih tambang ini berjalan aparat seperti tutup mata,” tegas Mareta.(*)

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

VOXnews