Awang Yacoub-Akhmad Zais Tawarkan Kereta Api, Bisakah?

Cuplikan Debat Pilkada Kukar 2024, Senin (11/11/2024).(DOK)

Caption: Cuplikan Debat Pilkada Kukar 2024, Senin (11/11/2024).(DOK)

SAMARINDA – Pasangan calon (paslon) Bupati-Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Nomor Urut 02, Awang Yacoub Luthman-Akmad Zais mencanangkan untuk membangun rel kereta api dari Kecamatan Tabang ke Muara Kaman. Hal ini disampaikan ketika Debat Pilkada Kukar 2024, Senin (11/11/2024).

Rencana ini dalam rangka mewujudkan pembangunan konektivitas antar wilayah. Dalam pemaparannya, Awang mengatakan pihaknya ingin membangun kenyataan.

“Kita tidak hanya membangun mimpi, tapi juga membangun kenyataan. Di mana letak titik stasiunnya sudah direncanakan sebaik mungkin. Pendanaannya akan menggunakan SWF dari luar negeri 1-5 triliun.”

“Itulah cara kami membangun ekonomi tidak berbasis APBD. PDRB kita juga akan meningkat menjadi 200 triliun asal kepentingan investasi jadi kepentingan kita bersama,”paparnya.

Meskipun diberi komentar pedas oleh 2 viralnya, namun menjadi perhatian tersendiri apakah rencana tersebut bisa terealisasi atau tidak.

Proyek Kereta Api Kalimantan Timur Gagal

Sebenarnya, Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sedang menyiapkan proyek Kereta Api (KA) Kalimantan Timur (Kaltim). Proyek KA Kalimantan Timur merupakan proyek pembangunan KA single tracksepanjang 203 km yang didukung dengan infrastruktur meliputi stasiun, jetty batubara, pelabuhan dan PLTU dengan kapasitas 15 MW. PT Kereta Api Borneo (KAB) akan mengoperasikan proyek ini. Proyek ini akan melewati Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser dan Kota Balikpapan.

Proyek ini bertujuan untuk mengurangi biaya distribusi dan waktu tempuh sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi perusahan pertambangan. Untuk meningkatkan nilai kelayakan proyek, pihak investor yaitu PT Kereta Api Borneo telah mengajukan permohonan perubahan status dari kereta api khusus menjadi kereta api umum, yang mana akan memungkinkan PT Kereta Api Borneo untuk mengangkut penumpang dan barang non-afiliasi seperti minyak kelapa sawit dan kayu.

Proyek bernilai Rp53,3 triliun dengan berskema pendanaan swasta. Namun sayangnya, proyek ini dibatalkan. proyek itu terhenti pada 2018 dan belum ada perkembangan hingga kini. Di situs KPPIP juga tercatat proyek ini telah dilepaskan statusnya sebagai proyek strategis nasional. Alasannya, PT Kereta Api Borneo sebagai pemrakarsa tidak mampu menunjukkan rencana aksi dan upaya tindak lanjut kemajuan proyek yang jelas.

Muncul Lagi Kereta Trans Kalimantan

Pemerintah juga akan membangun Kereta Api (KA) TransKalimantan yang menghubungkan Simpang Tiga Petung di Kabupaten Penajam Paser Utara dengan Bandara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto di Kota Samarinda sepanjang 187,98 kilometer dan melayani sebanyak 13 stasiun.

Diperkirakan potensi pada 2035, KA ini dapat mengangkut penumpang 2,7 juta orang per tahun dan barang sebanyak 4,3 juta ton per tahun.

Kemudian, akan dibangun KA Perkotaan yang menghubungkan Kota Balikpapan dengan Kawasan Induk Pusat Pemerintahan (KIPP) sepanjang 143,33 kilometer yang dapat ditempuh selama 88 menit. Diperkirakan permintaan pada 2040 mencapai 4,4 juta penumpang per tahun.

Ada juga KA Bandara yang menghubungkan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan dengan KIPP dengan dua proyeksi jalur, yakni sepanjang 44,9 km dan 65,5 km. Besaran permintaan tahun 2030 diperkirakan mencapai 2,5 juta hingga 3,6 juta penumpang per tahun.

Proyek ini demi memperlancar konektivitas yang akan lebih kompleks ketika Ibu Kota Nusantara (IKN) berjalan. Namun hingga saat ini belum ada pergerakan. (*)

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

VOXnews