SAMARINDA – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti menyoroti pentingnya peningkatan kualitas rumah aman bagi korban kekerasan perempuan dan anak. Ia menilai, rumah aman yang saat ini tersedia belum memenuhi standar ideal untuk pemulihan para korban.
Meski Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2PA) Samarinda telah menyediakan fasilitas tersebut, Puji menekankan perlunya evaluasi menyeluruh agar rumah aman tidak hanya sekadar tempat berlindung, tetapi juga mendukung pemulihan fisik dan psikis korban.
“Dari sisi penilaian PPA mungkin sudah bagus, tapi kalau kita lihat langsung, masih belum sesuai harapan. Harusnya rumah aman itu benar-benar steril, pengamanannya bukan hanya satpam, tapi juga harus ada unsur kepolisian,” ujar Puji, Rabu (14/5/2025).
Selain keamanan, ia juga menekankan pentingnya akses ke layanan kesehatan dan pendidikan. Menurutnya, rumah aman seharusnya tidak memutus aktivitas korban, melainkan mendukung proses rehabilitasi mereka secara komprehensif.
“Korban bukan hanya butuh tempat tinggal sementara, tapi juga akses ke sekolah, ke layanan psikologis, dan rumah sakit. Itu semua harus terhubung,” katanya.
Puji berharap Pemerintah Kota Samarinda melalui DP2PA dapat memperbaiki sistem rumah aman agar lebih representatif dan sesuai kebutuhan korban. Menurutnya, tempat tersebut harus menjadi ruang pemulihan yang benar-benar melindungi, bukan sekadar formalitas.
“Rumah aman harus menjadi simbol bahwa negara hadir untuk melindungi mereka yang rentan,” tutupnya. (ADV)