TENGGARONG — Pertanian di Desa Loa Raya, Kecamatan Tenggarong Seberang, masih sangat bergantung pada kondisi alam. Minimnya infrastruktur irigasi membuat sistem tanam padi yang digunakan masih mengandalkan tadah hujan. Hal ini menyebabkan hasil panen warga tidak menentu.
Kepala Desa Martin mengatakan bahwa ketergantungan pada cuaca merupakan hambatan besar dalam upaya meningkatkan produktivitas. “Kalau musim kemarau, air sulit didapat. Sebaliknya, musim hujan malah kebanyakan air dan menyebabkan banjir,” ujarnya.
Kondisi ini membuat pola tanam menjadi terbatas. Biasanya petani hanya bisa menanam padi dua kali dalam setahun, dan hasilnya pun tidak maksimal. Meski demikian, kelompok tani tetap aktif dan semangat petani tidak surut.
“Gapoktan hanya satu, tapi kelompok taninya cukup banyak dan aktif,” kata Martin.
Martin menyampaikan bahwa pemerintah desa telah mengusulkan pembangunan saluran irigasi ke Dinas PU Kukar. Selain itu, permohonan pengadaan pompa air juga sudah diajukan. Ia berharap proyek tersebut bisa segera direalisasikan agar petani bisa mengatur waktu tanam lebih fleksibel.
“Kita ingin petani bisa tanam tiga kali dalam setahun. Tapi itu butuh air yang stabil,” tegasnya.
Selain infrastruktur air, kebutuhan akan alat pertanian seperti traktor dan mesin perontok juga masih tinggi. Pemerintah desa sedang mengupayakan bantuan ke Dinas Pertanian agar alat-alat tersebut bisa segera tersedia.
Martin menambahkan bahwa infrastruktur yang memadai akan menjadi modal penting dalam memperkuat ketahanan pangan di desa. “Kalau kita bisa atur irigasi dan alat, hasil panen akan meningkat. Itu penting untuk masa depan desa,” katanya.
Ia optimistis bahwa sektor pertanian bisa bersaing dengan perikanan dalam hal kontribusi terhadap perekonomian desa.
“Pertanian tidak boleh tertinggal. Harus tumbuh sejajar,” tutupnya. (ADV/Diskominfo Kukar)
