SAMARINDA – Rencana pembangunan sekolah terpadu bertaraf internasional oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda menuai dukungan, namun juga disertai catatan kritis dari Anggota Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi. Ia menekankan bahwa proyek bernilai Rp69 miliar ini harus menjadi pemicu peningkatan kualitas pendidikan secara menyeluruh, bukan justru menciptakan kasta baru di dunia pendidikan lokal.
“Sekolah unggulan itu penting sebagai lokomotif perubahan. Tapi jangan sampai hanya jadi etalase eksklusif yang jauh dari jangkauan mayoritas masyarakat,” ujar Ismail.
Sekolah yang akan dibangun di atas lahan dua hektare ini dirancang untuk jenjang SD hingga SMA, lengkap dengan kurikulum internasional dan sistem dwibahasa. Namun menurut Ismail, pembangunan sekolah semewah ini harus membawa dampak ke sekolah-sekolah reguler, baik dari segi metode pembelajaran, pelatihan guru, maupun manajemen.
Ia menyarankan agar sekolah internasional milik pemerintah ini tidak beroperasi sebagai “menara gading”, melainkan sebagai pusat inovasi pendidikan publik yang bisa ditiru dan dikembangkan di sekolah lain.
“Jangan sampai nanti siswa dari kalangan ekonomi bawah merasa sekolah ini bukan untuk mereka. Harus ada jaminan bahwa aksesnya inklusif, bukan berdasarkan koneksi atau kemampuan bayar,” tegasnya.
Dalam konteks itu, Ismail juga mengingatkan Dinas Pendidikan agar sistem penerimaan peserta didik di sekolah tersebut benar-benar objektif, terukur, dan diawasi secara ketat. Menurutnya, transparansi seleksi bukan hanya soal teknis, tapi juga penanda etika kebijakan pendidikan.
“Sekolah ini harus jadi wajah dari pendidikan yang adil dan bebas dari praktik-praktik transaksional. Jangan ada ruang bagi calo atau permainan uang,” tegasnya.
Lebih jauh, ia berharap sekolah internasional ini bisa membuka peluang kolaborasi antarsekolah di Samarinda, misalnya lewat program berbagi tenaga pengajar, pelatihan, atau pertukaran pembelajaran.
“Yang kita butuhkan bukan hanya sekolah mewah, tapi sistem yang bisa mempercepat pemerataan mutu pendidikan di seluruh kota,” tutup Ismail. (ADV)