TENGGARONG – Krisis air bersih yang masih melanda beberapa desa pesisir di Kecamatan Anggana menjadi fokus utama pemerintah kecamatan. Camat Anggana, Rendra Abadi, menyatakan bahwa pendekatan penyelesaian dilakukan secara spesifik sesuai dengan kondisi tiap desa.
“Muara Pantuan, Sepatin, dan Tani Baru adalah tiga desa yang masih kekurangan air bersih. Kami tidak bisa menyamakan penanganannya, karena kondisi geografis dan jumlah penduduk berbeda,” ujar Rendra.
Ia menjelaskan, pemerintah tengah menyiapkan sistem penampungan air dengan sumber utama dari wilayah Kutai Lama. Rencana ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dasar warga, terutama pada musim kemarau ketika akses air menjadi sangat terbatas.
“Musim kemarau selalu menjadi tantangan. Dengan adanya sistem penampungan, kebutuhan air bersih akan lebih terjamin sepanjang tahun,” ucapnya.
Pemerintah kabupaten juga telah mengalokasikan anggaran pembangunan infrastruktur air di Desa Sepatin senilai Rp5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pemasangan jaringan distribusi dan pembangunan sarana penampungan.
Namun menurut Rendra, pembangunan tidak cukup hanya dari sisi teknis. Ia menekankan pentingnya keterlibatan warga dalam merawat dan menjaga fasilitas yang telah dibangun.
“Kesadaran masyarakat menjadi bagian penting. Infrastruktur yang bagus akan percuma kalau tidak dijaga dengan baik,” tuturnya.
Rendra juga menambahkan bahwa upaya pemenuhan air bersih adalah bagian dari peningkatan kualitas hidup, terutama dari aspek kesehatan dan kebersihan.
“Air bersih berdampak langsung pada kesehatan masyarakat. Ini menyangkut kehidupan sehari-hari, jadi tidak bisa ditunda,” ujarnya.
Dengan pendekatan wilayah dan kerja sama antarinstansi, ia optimistis masalah air bersih di Anggana akan teratasi. Rendra menargetkan dalam waktu dekat, semua desa pesisir memiliki sistem air bersih yang layak dan berkelanjutan. (ADV/Diskominfo Kukar)