SAMARINDA — Walikota Samarinda menekankan pentingnya penataan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) yang tidak hanya fungsional, tetapi juga tidak mengganggu infrastruktur kota seperti trotoar dan sistem drainase.
Untuk itu, dirinya akan berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) yang menjadi kunci keberhasilan dalam pemasangan LPJU.
“Pemasangan tidak boleh mengganggu ruang air. Kalau trotoar harus dibongkar, maka wajib dikembalikan ke bentuk semula, baik dari segi material maupun tata letaknya,” Ungkap Andi Harun kepada awak media. Senin (2/6/2025).
Selain itu, Andi Harun juga menyoroti tiga aspek utama yang harus diperhatikan dalam pemasangan LPJU, yakni estetika, fungsi trotoar, dan keamanan. Ketiganya menurutnya bersifat wajib dan menjadi dasar penilaian kelayakan pekerjaan.
“Kita tidak hanya ingin menerangi kota, tapi juga menjaga estetika tata ruang dan memastikan keamanan. Jika tidak memenuhi tiga hal ini, maka saya tegaskan Final Hand Over (FHO) tidak boleh ditandatangani oleh pejabat pelaksana di Dishub,” Jelasnya.
Salah satu inovasi yang diterapkan dalam pemasangan LPJU kali ini adalah penggunaan sistem kabel bawah tanah (kabel tanam), seperti yang telah diterapkan di kawasan Citra dan beberapa titik lainnya di Samarinda.
Selain meningkatkan keamanan, sistem ini juga dinilai lebih rapi dan estetis.
Pemasangan LPJU juga akan dilengkapi meterisasi, yang memungkinkan efisiensi kerja sama dengan PLN dalam hal pengelolaan dan konsumsi energi.
Orang nomor satu di kota Samarinda itu juga menekankan bahwa seluruh material yang digunakan, terutama kabel bawah tanah, harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) agar menjamin keamanan jangka panjang.
Dengan langkah-langkah ini, Pemkot Samarinda berkomitmen untuk menghadirkan sistem penerangan jalan yang tidak hanya terang, tetapi juga berfungsi maksimal tanpa merusak infrastruktur dan tetap menjaga keindahan kota. (ADV/Diskominfo Samarinda)
