SAMARINDA – Ada 4 mayor proyek yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim untuk bisa menurunkan angka prevalensi stunting. Proyek tersebut sebagian besar merupakan peningkatan kapasitas petugas di akar rumput.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Kaltim, Fitnawati mengungkapkan, pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp5.656.543.750 untuk penanganan stunting. Anggaran tersebut diperuntukkan pada 4 mayor proyek.
Diantara lain peningkatan kapasitas kader dalam pemantauan pertumbuhan di kabupaten/kota Kaltim, peningkatan kapasitas petugas gizi dalam surveilans gizi Kaltim, kegiatan aksi bergizi pada anak sekolah di kabupaten/kota Kaltim, serta pengadaan paket alat peraga percontohan.
“Kami telah meningkatkan kapasitas kader dalam pemantauan pertumbuhan dengan 25 kompetensi dasar, melakukan kegiatan promotif dan preventif dengan kegiatan aksi bergizi pada anak sekolah.”
“Melakukan pelatihan teknis terkait konseling pemberian makanan bayi anak, konseling menyusui, edukasi dan surveilans gizi. Serta koordinasi lintas sektor dan lintas program terkait untuk peningkatan konsumsi tablet tambah darah,”paparnya.

Target utamanya Dinkes adalah mengintervensi balita bermasalah gizi dengan jumlah 236.913 (data bulan Agustus 2024). Dan melalui berbagai upaya tersebut, ada membuahkan hasil sementara.
Berdasarkan data Dashboard Stunting per 22 September 2024 sebagai berikut : (tabel)
Meskipun begitu, Fitnawati menekankan penurunan angka stunting bukanlah sepenuhnya dibebankan ke Dinkes Kaltim. Kewenangan tugas pihaknya hanya 30 persen, sisanya juga menjadi tugas bagi OPD yang masuk dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).
“Jadi saat ini kami sedang berkolaborasi, menyamaka satu persepsi. Seperti melakukan monitoring dan evaluasi langsung ke lokasi. Siapa berbuat apa, kita bagi. Supaya kecepatan penanggulangan stuntingnya lebih cepat,”kuncinya.(*)