SAMARINDA – Citra Niaga, ikon perbelanjaan oleh-oleh khas Samarinda, kini menghadapi masa surut. Suasana riuh yang pernah menjadi ciri khasnya berganti menjadi kesunyian yang memukul kehidupan pedagang. Harapan akan kembalinya masa kejayaan Citra Niaga kini menjadi harapan mereka.
Yan, pemilik toko suvenir di Pasar Citra Niaga, mengungkapkan keresahannya atas semakin jarangnya pengunjung.
“Kadang ramai, kadang sepi. Tapi, belakangan ini lebih banyak sepinya. Kami hanya berharap pasar ini kembali ramai seperti dulu,” ujarnya.
Bagi Yan, Citra Niaga bukan hanya tempat menjajakan dagangan, tetapi juga ruang sosial di mana warga bertemu, berbincang, dan bercengkrama.
Senada dengan itu, Farida, seorang karyawan yang sudah bekerja di salah satu kios selama lima tahun, merasakan dampak penurunan ini secara langsung.
“Dulu ini selalu penuh pengunjung, terutama di akhir pekan. Sekarang, banyak kios yang tutup lebih awal karena dagangan tidak laku,” ungkapnya.
Ia berharap perhatian pemerintah dapat membantu menghidupkan kembali daya tarik pasar.
Dulunya menjadi salah satu pusat ekonomi lokal yang cukup populer di Samarinda, terutama bagi wisatawan yang mencari cendera mata khas Kalimantan Timur. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, daya tariknya terus menurun. Faktor seperti persaingan dengan pusat perbelanjaan modern, perubahan gaya hidup, hingga minimnya promosi dianggap berkontribusi pada penurunan jumlah pengunjung.
Para pedagang kini menggantungkan harapan kepada pemerintah untuk mengembalikan denyut ekonomi di Citra Niaga. Mereka berharap ada program revitalisasi yang tidak hanya mempercantik pasar secara fisik, tetapi juga menghidupkan kembali fungsi sosialnya sebagai ruang interaksi masyarakat.
“Kami tidak minta banyak. Cukup ada perhatian lebih untuk memperkenalkan pasar ini lagi ke masyarakat, baik lewat promosi maupun acara yang bisa mengundang pengunjung,” tambah Farida. (*)
Penulis: Asrida
