Jakarta – Kasus hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni, Iptu Tomi Samuel Marbun, hingga kini masih menyisakan banyak pertanyaan dan ketidakpastian.
Kejadian ini memicu puluhan anggota Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Batak Nusantara untuk menggelar unjuk rasa di depan Markas Besar (Mabes) Polri, Jakarta, pada Senin (24/3/2025).
Koordinator Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Batak Nusantara, Pian Andreo, mengungkapkan bahwa meyakini kasus hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun adalah hasil rekayasa.
Ia menilai bahwa ada banyak kejanggalan dalam kronologi dan proses pencarian korban, yang hingga tiga bulan berlalu, tidak menunjukkan perkembangan yang signifikan.
“Dari pengakuan istri korban, sudah dapat disimpulkan bahwa hilangnya saudara Tomi Samuel Marbun adalah rekayasa yang melibatkan oknum-oknum tertentu,” ujar Andre, panggilan akrabnya, Selasa (25/3/2025).
Andre juga menyebutkan bahwa dalam operasi pengejaran DPO Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), yang melibatkan gabungan personel TNI, Polri, dan Brimob, harus dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh pihak yang terlibat, termasuk Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wahid, yang kini menduduki jabatan baru sebagai Kabid Propam Polda Papua Barat.
“Dengan kondisi Papua yang sudah lama menjadi zona konflik, kasus ini bisa saja dimanfaatkan oleh petinggi kepolisian untuk kepentingan pribadi mereka, seperti untuk promosi jabatan atau kenaikan pangkat,” tambah Andre.
Seiring dengan tuntutan tersebut, Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Batak Nusantara juga menyampaikan sejumlah permintaan kepada Mabes Polri, di antaranya:
1.Mendesak Mabes Polri untuk membentuk Tim Khusus (Timsus) dan melanjutkan pencarian Iptu Tomi Marbun tanpa melibatkan Polres Teluk Bintuni maupun Polda Papua Barat.
2.Mendesak Mabes Polri untuk membentuk Tim Khusus Pencari Fakta yang melibatkan Kompolnas, LPSK, dan Komnas HAM untuk mengungkapkan kebenaran dalam kasus ini.
3.Mendesak Mabes Polri untuk melakukan olah TKP dan pra-rekonstruksi, karena diduga kondisi tempat kejadian perkara (TKP) tidak seberbahaya yang diberitakan oleh Kanit Resmob Polres Teluk Bintuni.
4. Mendesak Mabes Polri untuk memeriksa kembali keterangan Kapolres Teluk Bintuni terkait ketidakprofesionalannya dalam pencarian, di mana tidak melibatkan Basarnas secara resmi dan justru meminta TNI yang siap membantu untuk pulang.
5. Mendesak Mabes Polri untuk memberikan informasi yang jelas dan terbuka kepada keluarga korban mengenai perkembangan penyelidikan dan penyidikan, untuk mencegah berkembangnya isu liar di media.
6. Mendesak Mabes Polri agar menonaktifkan sementara eks Kapolres Teluk Bintuni (AKBP Choiruddin Wahid) hingga proses penyelidikan dan penyidikan selesai, serta menunda mutasi jabatan yang bersangkutan menjadi Kabid Propam Polda Papua Barat, guna menghindari dugaan intervensi.
Kasus hilangnya Iptu Tomi Samuel Marbun masih terus menjadi perhatian publik, dan masyarakat berharap agar pihak kepolisian dapat memberikan kejelasan serta mengungkap kebenaran demi keadilan bagi korban dan keluarga.