Hadi Mulyadi Nilai Aplikasi SAKTI Rudy-Seno Tak Selesaikan Masalah Sampah

Cuplikan Debat Pilkada Kaltim 2024.

Caption: Cuplikan Debat Pilkada Kaltim 2024.

SAMARINDA – Calon Wakil Gubernur Kaltim nomor urut 01, Hadi Mulyadi menilai aplikasi SAKTI atau Satu Akses untuk Kalimantan Timur yang ditawarkan pasangan calon (paslon) nomor urut 02 Rudy Mas’ud-Seno Aji, tidak menyelesaikan masalah sampah.

Hal ini menjadi tanggapannya terhadap jawaban Rudy Mas’ud dalam segmen kedua Debat Pilkada Kaltim 2024 ke-3, Jakarta, Jum’at (22/11/2024).

Diketahui, tim panelis memberikan pertanyaan sebagai berikut:

“Pengelolaan sampah di Kalimantan Timur 2021-2023, peningkatan produksi sampah mencapai 791.828 ton dan mayoritas didominasi sisa makanan sebanyak 51.11 persen. Sampah rumah tangga penyumbang terbesar sampah di Kaltim 55,97 persen.”

“Saat ini pencapaian pengurangan sampah di Kaltim sebesar 8,19 persen. Masih terdapat 9,7 persen sampah yang belum dikelola. Bagaimana strategi fasilitasi dan mengorkestrasikan kab/kota dalam mendorong kemandirian dan penerapan teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan sampah di Kaltim?”

Rudy menjawab bahwa perlunya penguatan kebijakan dan regulasi untuk mendorong Peraturan Daerah (Perda) Pengelolaan Sampah yang lebih tepat. Selain itu, berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat dengan melaksanakan program edukasi.

“Edukasi berbasis sekolah, komunitas, media sosial. Mulai dari hal sederhana, seperti membuang sampah dan harus membuang sampah tepat pada waktunya dan pada tempatnya. Hingga cara pengelolaan sampah, terutama sampah rumah tangga agar bisa secara mandiri kita menangani sampah,”paparnya.

Rudy juga menjawab terkait kolaborasi dengan pihak swasta. Ia menyatakan akan berkolaborasi dengan pihak swasta untuk menyiapkan infrastruktur dan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

“Dan tidak kalah penting, mengelola sampah menjadi energi dan juga sebagai pupuk. Ini telah terbukti efektif di beberapa kabupaten maupun provinsi. Seperti Surabaya ataupun di Bali.”

“Kedua, memanfaatkan CSR dari perusahaan-perusahaan di Kaltim. Terutama dari sektor pertambangan, sektor perkebunan, sektor NGS. Membangun fasilitas-fasilitas pengolahan sampah terpadu,”jelasnya.

Tak kalah penting, lanjut Rudy, pemanfaatan teknologi dalam pengawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan kebocoran limbah. Salah satunya membuka pelaporan sampah limbah melalui aplikasi SAKTI.

Jawaban Rudy mengenai SAKTI ini disoroti oleh Hadi. Ia menyatakan aplikasi tersebut bukan satu-satunya solusi.

“Aplikasi SAKTI itu bukan satu-satunya cara untuk menyelesaikan persoalan sampah. Persoalan sampah itu persoalan budaya, budaya dari rumah tangga, budaya di sekolah,”kritiknya.

Hadi mengklaim dirinya selama berpasangan dengan Isran di periode sebelumnya, telah menerapkan seluruh program yang ditawarkan Rudy tersebut.

“Saya juga beberapa kali berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan bahwa sampah bisa kita kendalikan dengan baik, termasuk di dalamnya adalah menjadikan sampah sebagai industri pupuk dan sebagai energi,”ungkapnya.

Ia menyatakan program tersebut telah berjalan, namun memang belum sepenuhnya dilaksanakan.

*Rudy Balas Kritik*

Tanggapan Hadi dibalas dengan kritikan dari Rudy. Rudy menekankan data yang dibubuhkan oleh tim panelis. Dara tersebut membuktikan bahwa persoalan sampah tidak mampu tertangani.

“Kita berbicara berkaitan sampah yang saat ini tidak mampu untuk ditangani. Oleh sebab itu kita perlu melaksanakan edukasi. Hari ini penanganannya masih secara konvensional dan masih tradisional,”kritiknya.

Ia menegaskan bahwa perlunya edukasi yang masif dan terstruktur, serta pelatihan.

“Tentunya terstruktur dan berikan pelatihan-pelatihan, dimulai dari sejak dini, dari rumah masing-masing,”tegasnya.(*)

Ikuti VOXnews di Google Berita

.

Bagikan berita ini:

-

Berita Populer

It seems we can't find what you're looking for.

VOXnews