JAKARTA – Media sosial Indonesia dibuat ramai dengan adanya bendera Indonesia di replika “UANG BRICS” yang dipegang oleh Presiden Rusia Vladimir Putin pada puncak pertemuan yang berlangsung di Kazan, Rusia awal pekan ini.
Dilansir melalui suara.com, memang ada kemungkinan bahwa negara Indonesia bergabung dengan blok ekonomi BRICS. Hal ini pun secara resmi disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Sugiono.
Ia mengatakan keinginan Indonesia untuk bergabung dengan blok ekonomi BRICS sebagai bagian dari kebijakan luar negeri yang mengedepankan prinsip bebas aktif. Pernyataan ini diucapkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus yang berlangsung di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024) waktu setempat.
Sugiono menegaskan bahwa bergabungnya Indonesia ke BRICS tidak berarti pihaknya memilih kubu tertentu, melainkan berpartisipasi aktif di semua forum internasional.
“(Bergabungnya RI ke BRICS) bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,”ujar Sugiono dalam keterangan resminya melalui Kemenlu RI, Jum’at (25/10/2024).
Diketahui, Presiden Rusia Vladimir Putin menyarankan negara-negara BRICS tak menggunakan mata uang dolar AS sebagai alat pembayaran internasional. Putin menuding Amerika Serikat telah memperalat Dolar AS sebagai senjata politik.
“Dolar digunakan sebagai senjata. Kami benar-benar melihat hal ini. Saya pikir ini adalah kesalahan besar yang dilakukan oleh mereka yang melakukan hal ini,”kata Putin.
Ditambahkan pula oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping dengan membuat pengumuman bersejarah mengenai sistem pembayaran baru BRICS guna melepas ketergantungan terhadap dolar AS.
Presiden membahas mengapa sistem tersebut sangat penting bagi kelompok-kelompok yang terus mencari dunia multipolar.
“Ada kebutuhan mendesak untuk mereformasi arsitektur keuangan internasional. BRICS harus memainkan peran utama dalam mempromosikan sistem baru yang lebih mencerminkan perubahan mendalam dalam keseimbangan kekuatan ekonomi internasional,”terangnya.
Meskipun begitu, langkah untuk mendedolarisasi ekonomi dunia ini memberikan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa anggota BRICS, khususnya Brasil dan India. Mereka tidak ingin organisasi itu berkembang pesat menjadi hanya pro-China dan anti-Barat.
BRICS Belum Rilis Resmi Mata Uang
Menurut laporan The Guardian, pertemuan puncak BRICS memang turut membahas kerja sama dan mengeksplorasi cara-cara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS (dedolarisasi), terutama mengingat penggunaannya sebagai alat politik. Meski begitu, tidak ada informasi mengenai perilisan mata uang BRICS.
Kabar di media sosial yang menyebutkan Putin resmi meluncurkan mata uang BRICS itu ialah keliru. Lantaran, BRICS belum secara resmi mengenalkan mata uang mereka(*)